DAYA TARIK WISATA PULAU WANGI-WANGI
(WAKATOBI)
KELOMPOK 8 :
1.
SITI HALMIA
2. SUCI NURUL
RAHMADANI HATTA
3. ULFISARI
POLITEKNIK PARIWISATA MAKASSAR
TAHUN AJARAN 2015/2016
DAFTAR
ISI
DAFTAR
ISI.................................................................................................................. 2
KATA
PENGANTAR................................................................................................... 3
BAB 1
PENDAHULUAN.......................................................................................... 4
1.
LATAR BELAKANG........................................................................................ 5
2.
BATASAN MASALAH.................................................................................... 6
3.
RUMUSAN MASALAH................................................................................... 6
4.
TUJUAN MAKALAH....................................................................................... 6
BAB
II KAJIAN TEORI................................................................................................ 7
1.
KEPARIWISATAAN........................................................................................ 7
2.
PENGERTIAN DAYA TARIK
WISATA........................................................ 8
3.
PEMBAGIAN DTW.......................................................................................... 8
BAB
III PEMBAHASAN.............................................................................................. 10
1.
PULAU WANGI-WANGI................................................................................. 10
2.
DTW PULAU WANGI-WANGI....................................................................... 11
3.
AKSESIBILLITAS............................................................................................ 16
4.
KEAMANAN..................................................................................................... 18
BAB
IV PENUTUP...................................................................................................... 20
1.
KESIMPULAN.................................................................................................. 20
2. SARAN.............................................................................................................. 21
DAFTAR
PUSTAKA…………………………………………………………………..22
KATA
PENGANTAR
Segala puji dan syukur kami panjatkan kepada ALLAH
SWT, karena dengan rahmatNYA dan karuniaNYA kami dapat menyusun makalah ini dengan baik. Makalah ini kami susun sebagai bentuk pelestarian Parawisata
Indonesia.
Sebagai
masyarakat yang menjalani hidup dilingkungan yang menjadi kawasan pariwisata
tentunya sangat menguntungkan sekali karena akan memberikan pilihan pekerjaan
yang lebih luas. Sebagai penggiat pariwisata, seseorang tentunya harus
mengetahui tentang Daya Tarik Wisata yang ad di pulau WANGI-WANGI kabupaten
WAKATOBI.
Harapan kami semoga makalah ini dapat menambah ilmu
pengetahuan pembaca. Makalah ini kami akui masih banyak kekurangan. Oleh karena
itu, saran dan kritik pembaca kami perlukan agar makalah ini menjadi lebih baik
dari yang sebelumnya.
Makassar,
03 Desember 2015
Penyusun
Kelompok
8
BAB I
PENDAHULUAN
1.
LATAR
BELAKANG
Indonesia merupakan negara maritim dengan ribuan pulau, sehingga menyebabkan Indonesia memiliki ribuan kebudayaan yang beranekaragam.
Potensi yang dimiliki Indonesia sangat beragam, khusunya dilihat dari bidang
pariwisatanya.
Pariwisata di Indonesia sangat potensial apabila dikelola dan dikembangkan
dengan baik oleh pemerintah. Hal itu tentunya dapat membantu perekonomian warga
negara Indonesia, dan dapat membantu pendapatan negara. Sayangnya belum banyak
pariwisata di Indonesia yang dimaksimalkan oleh pemerintah guna menarik
perhatian para wisatawan, baik Domestik maupun Mancanegara. Namun selain
berbagai hal positif yang terjadi karena adanya tempat atau Daya
Tarik Wisata , tak jarang banyak hal negatif yang juga terdapat
Daya Tarik Wisata
tersebut.
WAKATOBI adalah
salah satu kabupaten di provinsi Sulawesi Tenggara, Indonesia. Ibu kota
kabupaten WAKATOBI adalah Wangi-wangi. Kabupaten Wakatobi
terdiri dari empat pulau utama, yaitu Wangiwangi, Kalidupa, Tomia, dan
Binongko. Jadi, Wakatobi
adalah singkatan nama dari keempat pulau utama tersebut.
Sebelum 18
Desember 2003, kepulauan ini disebut Kepulauan Tukang Besi dan masih merupakan
bagian dari Kabupaten Buton. Kabupaten Wakatobi
berada di selatan garis khatulistiwa dan seperti daerah lain di Indonesia. Wakatobi
memiliki dua musim, yaitu musim hujan dan musim kemarau. Wakatobi memiliki luas
wilayah 823 km2 dan jumlah penduduk 92.995 jiwa (BPS) dengan kepadatan 115.
Wakatobi juga
merupakan salah satu Taman Nasional Wakatobi
yang ditetapkan pada tahun 1996, dengan total area 1,39 juta hektar, menyangkut
keanekaragaman hayati laut dan karang yang menempati salah satu posisi
prioritas tertinggi dari konservasi laut di Indonesia. Keindahan dan kekayaan
kawasan Taman Nasional Wakatobi
sebenarnya sudah terkenal di mancanegara, terutama setelah Ekspedisi Wallacea
dari Inggris pada tahun 1995 yang menyebutkan bahwa kawasan di Sulawesi
Tenggara ini sangat kaya akan spesies koral. Bukan hanya terumbu karang,
WAKATOBI juga memiliki beragam jenis wisata budaya, maupun wisata alam.
Pulau Wangi-wangi atau juga masyarakat sekitar
menyebutnya Pulau Wanci adalah
sebuah pulau di Sulawesi Tenggara yang
terkenal akan keindahan lautnya. Di bagian barat berbatasan dengan Pulau Kapota
jaraknya cukup dekat sekitar 10 kilometer. Pulau ini menjadi bagian dari Kepulauan Tukang besi.
Wangi-wangi juga memiliki banyak DTW baik wisata Alam, Wisata Buatan, maupun
Wisata Buatan. Salah satunya adalah, Cemara Beach, Wungka Toliamba, dan
Karia’a. Pulau Wangiwangi merupakan wilayah Kabupaten Wakatobi dan
sekaligus merupakan pusat administrasi Kabupaten Wakatobi.
2.
BATASAN MASALAH
2.1 Aksesibilitas menuju Pulau WANGI-WANGI
2.2 Keamanan yang ada DI DTW pulau WANGI-WANGI
3.
RUMUSAN
MASALAH
3.1 Bagaimana
Aksesibilitas menuju pulau WANGI-WANGI ?
3.2 Bagaimana Keamanan yang ada di
DTW pulau WANGI-WANGI ?
4.
TUJUAN
MAKALAH
Sejalan
dengan Rumusan masalah diatas, makalah ini disusun dengan tujuan untuk
mengetahui :
4.1 Untuk
Mengetahui Bagaimana Aksesibilitas menuju DTW pulau WANGI-WANGI?
4.2 Untuk
Mengetahui Bagaimana keamanan yang ada DTW pulau WANGI-WANGI?
BAB II
KAJIAN
TEORI
1.
KEPARIWISATAAN
Menurut Undang
Undang No. 10 tahun 2009 tentang Kepariwisataan, yang dimaksud dengan
pariwisata adalah berbagai macam kegiatan wisata yang didukung oleh berbagai
fasilitas serta layanan yang disediakan masyarakat, pengusaha, Pemerintah dan
Pemerintah Daerah.
2.
PENGERTIAN DAYA TARIK WISATA
2.1
Menurut
Karyono (1997) suatu daerah tujuan wisata
mempunyai daya tarik di samping harus ada objek dan atraksi wisata, juga
harus memiliki tiga syarat daya tarik, yaitu: (1) ada sesuatu yang yang bisa
dilihat (something to see); (2) ada sesuatu yang dapat dikerjakan (something
to do); (3) ada sesuatu yang bisa dikerjakan (3) ada sesuatu sesuatu yang
bisa dibeli (something to buy).
2.2
Menurut Spillane (2002) ada lima unsur penting
dalam suatu objek wisata yaitu: (1) attraction atau hal – hal yang
menarik perhatian wisatawan;(2) facilities atau fasilitas - fasilitas
yang diperlukan; (3) infrastructure atau infrastruktur dari objek
wisata, (4) transportation atau jasa – jasa pengangkutan; (5) Hospitality
atau keramahtamahan, kesediaan untuk menerima tamu.
2.3
menurut
Dwyer dan Forsyth (1996) dalam Mudana (2002:24) terdapat tiga jenis sumber
daya, yaitu (1) natural resources (sumber daya alamiah seperti gunung,
pantai, wilayah liar, gurun, lautan, danau, flora dan fauna, iklim, sinar matahari,
iklim dan sebagainya); (2) Man Made Resources (sumber daya buatan
manusia seperti kota historis dan modern , desa, hiburan, campuran antara
rekreasi dan olah raga, monumen, situs, bangunan dan relief, museum dan
sebagainya); (3) human Resources (sumber
daya manusia seperti populasi penduduk suatu destinasi,\
3.
PEMBAGIAN DAYA TARIK PARIWISATA
Daya tarik
wisata menurut Direktoral Jendral Pemerintahan di bagi menjadi tiga macam,
yaitu :
3.1
Daya Tarik Wisata Alam
Daya Tarik Wisata Alam adalah sumber daya alam yang
berpotensi serta memiliki daya tarik bagi pengunjung baik dalam keadaan alami
maupun setelah ada usaha budi daya. Potensi wisata alam dapat dibagi menjadi 4
kawasan yaitu;
3.1.1 Flora fauna
3.1.2 Keunikan dan kekhasan ekosistem, misalnya eksistem pantai dan ekosistem
hutan bakau.
3.1.3 Gejala alam,misalnya kawah, sumber air panas, air terjun
dan danau.
3.1.4 Budidaya sumber daya alam, misalnya sawah, perkebunan,
peternakan, usaha perikanan
3.2
Daya Tarik Wisata Sosial Budaya
Daya Tarik Wisata Sosial Budaya dapat dimanfaatkan dan
dikembangkan sebagai onjek dan daya tarik wisata meliputi
museum, peninggalan sejarah, upacara adat, seni pertunjukan dan kerajinan.
3.3
Daya Tarik Wisata Minat Khusus
Daya Tarik Wisata Minat Khusus merupakan jenis wisata
yang baru dikembangkan di Indonesia. Wisata ini lebih diutamakan pada wisatawan
yang mempunyai motivasi khusus. Dengan demikian, biasanya para wisatawan harus
memiliki keahlian. Contohnya: berburu mendaki gunung, arung jeram, tujuan
pengobatan, agrowisata, dll.
Perencanaan dan pengelolaan Daya tarik wisata alam, sosial budaya maupun objek wisata minat khusus harus
berdasarkan pada kebijakan rencana pembangunan nasional maupun regional. Jika
kedua kebijakan rencana tersebut belum tersusun, tim perencana pengembangan
daya tarik wisata harus mampu mengasumskan rencana kebijakan yang sesuai dengan
area yang bersangkutan.
BAB III
PEMBAHASAN
1.
PULAU
WANGI-WANGI
Pulau
Wangi-wangi
atau juga masyarakat sekitar menyebutnya Pulau Wanci adalah sebuah pulau di Sulawesi Tenggara yang
terkenal akan keindahan lautnya. Di bagian barat berbatasan dengan Pulau Kapota jaraknya
cukup dekat sekitar 10 kilometer. Pulau ini menjadi bagian dari Kepulauan Tukangbesi.Pulau
Wangi-wangi juga merupakan wilayah Kabupaten Wakatobi dan
sekaligus merupakan pusat administrasi Kabupaten Wakatobi. Wangi-Wangi adalah ibukota dari kabupaten wakatobi
dan merupakan sebuah kecamatan di Sulawesi Tenggara, Indonesia.
Wangi-Wangi atau yang juga dikenal sebagai
Wanci mempunyai luas hanya 23.359 km. Secara geografis dibagi dalam 14 desa dan
6 kelurahan. Pulau pulau kecil yang mengelilingi pulau ini di antaranya adalah Kapota,
Kampenaua, Timu, Sumangga, dan Ottoue. Di antara pulau pulau
tersebut hanya Kapota saja yang didiami oleh penduduk.
Kecamatan Wangi-Wangi menurut hasil sensus
penduduk pada tahun 2011 berjumlah 23.869 orang dengan 11.647 orang laki laki
dan sisanya 12.222 perempuan. Laju pertumbuhan penduduk kecamatan wangi - wangi
merupakan yang tertinggi dibandingkan dengan kabupaten lain di wakatobi yakni
sebesar 1,93 persen untuk tahun (2011). Wangi-wangi memiliki batasan antara
lain;
Utara
|
Selatan
|
Timur
|
Barat
|
Laut Banda
|
Karena Pulau Wangi-Wangi
merupakan pusat administrasi di Kabupaten Wakatobi maka kebutuhan kuliner lebih
beragam di pulau ini dibandingkan di pulau-pulau lainnya. Anda bisa menikmati
beberapa olahan laut yang masih sangat segar, misalnya kerang lunak (buli-buli)
yang ditumis dengan campuran bawang goreng dan terasi, ikan bakar, sop ikan dan
ada juga ikan yang disajikan seperti sushi dari Jepang dimana ikan diolah
dengan rendaman air jeruk nipis selama 15 menit lalu disajikan mentah, hidangan
tersebut dinamai perangi. Makanan lain di Pulau Wangi-Wangi yang patut Anda
cicipi antara lain, yqitu tombole (tepung ubi kayu di campur dengan kelapa
parut di bungkus daun pisang lalu di bakar dengan batu yang panas), kasouami
(terbuat dari singkong), Barongko (berbahan dasar pisang yang di kukus dengan
daun pisang).
Sebagian besar mereka yang
berkunjung ke Pulau Wangi-Wangi atau yang juga dikenal dengan nama Pulau Wanci
adalah wisatawan. Pulau Wangi-Wangi merupakan pintu gerbang menuju Taman Laut Wakatobi yang menyimpan keindahan
dunia bawah laut memesona, kaya dan megah. Sebelum menyambangi Taman Laut
Wakatobi, Anda bisa menyempatkan diri untuk menikmati keindahan alam, buatan
dan budaya di Pulau Wangi-Wangi. Diantaranya adalah Pantai Cemara, Wungka
Toliamba, dan Karia’a.
2.
DAYA
TARIK WISATA DI PULAU WANGI-WANGI
2.1
WISATA
ALAM
2.1.1 CEMARA
BEACH
Cemara Beach atau
biasa di sebut dengan Pantai Cemara merupakan salah satu wisata Alam yang
terdapat di pulau Wangi-wangi, dengan hampaan pasir putih di pesisir pantai
merupakan salah satu Daya Tarik yang menarik di pantai ini. Sesuai dengan
namanya Pantai Cemara juga memiliki banyak pohon-pohon cemara yang tumbuh di
sekitar pantai. Tidak hanya hamparan pasir putihnya saja, pantai ini juga
terkenal akan keindahan bawah lautnya. Pantai Cemara ini terletak di desa Waha
kecamatan Wangi-wangi dan cukup mudah di jangkau sebab Pantai ini dekat dengan
jalan raya dan berada di sekitar pemikiman warga desa setempat.
Akses
menuju untuk menuju DTW Pantai Cemara ini cukup mudah dijangkau hanya dengan
waktu ± 30 menit dari pusat kota Wangi-Wangi dengan menggunakan kendaraan roda
2 maupun roda 4. Untuk menuju Pantai Cemara ini, kita bisa carter mobil angkot
yang biasanya mangkal di pasar, untuk 1 angkot mereka mematok harga sekitar Rp.
50.000 – 80.000. Biaya untuk masuk di Pantai ini gratis. Selain hanya menikmati
keindahan yang ada di Pantai Cemara anda juga dapat menikmati fasilitas yang
ada di pantai ini, seperti snorkeling, diving, bersampan, banana bot.dll. Di
pantai cemara yang bisa kita lakukan selain duduk-duduk di pasir puutih sambil
memandangi deburan ombak dan menerawang jauh ke laut lepas, kita bisa snorkling
juga, tapi bawa alat sendiri ya, disini ga ada yang menyewakan ala snorkeling,
bisa juga menikmati kelapa muda yang baru dipetik dari pohonnya langsung ke
bapak-bapak penunggu disana seharga Rp. 5.000 per butir kelapa. di pantai ini
juga tersedia Toilet untuk umum. Tetapi di Pantai Cemara ini tidak terdapat
penginapan ataupun hotel di area DTW tersebut.
2.2 WISATA BUATAN
2.2.1 WUNGKA TOLIAMBA WAKATOBI
Wungka
Toliamba wakatobi terletak di desa Waginopo. Puncak Waginopo merupakan salah
satu Daya Tarik Wisata dataran tinggi. Dari atas puncak ini para wisatawan
dapat menikmati pemandangan alam, dan areal perkebunan penduduk yang ditanami
beberapa tanaman seperti mete, singkong, kacang, dll. Di samping itu juga
wisatawan dapat menikmati panorama laut dan matahari terbenam (Sunset).
Puncak
Toliamba Wakatobi berJarak ± 1,5 Km dari pusat kota, dapat ditempuh dengan
kendaraan roda dua dan roda empat. Di puncak ini anda bisa menikmati jajanan
pisang ijo, pisang epe’ dan gorengan lainnya.
2.2
WISATA
BUDAYA
2.2.1 KARIAA’A
Upacara adat Karia’a
adalah sama dengan perayaan sunatan. Upacara ini biasanya dilakukan oleh Suku
Buton, dimana anak-anak mereka umumnya sudah disunat sejak usia lima tahun. Anak-anak
perempuan peserta upacara adat Karia’a. Mereka dihiasi dengan pakaian adat
tradisional suku Buton Wakatobi dan akan diusung selama perayaan berlangsung.
Upacara adat Karia’a
merupakan salah satu tradisi Suku Buton Wakatobi yang sudah dilakukan sejak
1918. Begitu juga dengan upacara adat Bangka Mbule – Mbule dan Kabuenga
yang usianya sudah ratusan tahun. Mempertahankan tradisi leluhur memang terus
dilakukan oleh masyarakat Wakatobi. Pesta adat Karia’a merupakan tradisi khas
masyarakat Kaledupa. Usungan 15 sampai 20 dalam sekali upacara. Kansodaa ini
dipikul secara bersama 10 sampai dengan 12 orang dari kerabat masing - masing
peserta. Mereka secara bersamaan dipikul dan diarak keliling kampung.
Upacara adat Karia’a,
yang biasanya dilakukan di sebuah lapangan terbuka, ditandai dengan suara
nyanyian dari sekelompok ibu-ibu. Seluruh peserta perayaan Karia’a akan
mendapatkan bagian dari syara, yaitu pemimpin upacara Karia’a.
Kemudian, semua peserta upacara akan menuju batanga, yaitu tempat
perayaan dari rumah mereka masing-masing. Peserta menuju batanga dengan
menggunakan kansoda’a, yaitu usungan yang terbuat dari bambu besi, atau
oleh masyarakat setempat disebut o’o.
Perayaan Karia’a
dilakukan dengan arak-arakan keliling kampung sambil membawa usungan. Uniknya,
dalam perayaan Karia’a yang diusung bukanlah anak laki-laki yang telah
disunat, melainkan anak-anak perempuan yang telah didandani dengan pakaian adat
daerah Buton Wakatobi dan hiasan bunga di kepala. Setiap usungan bisa berisi
tiga hingga lima anak perempuan dan diusung oleh empat hingga sepuluh laki-laki
dewasa. Arak-arakan Karia’a boleh juga diikuti oleh laki-laki dewasa yang sudah
disunat namun belum pernah mengikuti perayaan Karia’a sEbelumnya.
3.
AKSESIBILITAS
Akses yang
dapat ditempuh menuju Wakatobi kecamatan Wangi-wangi dapat di tempuh melalui udarat,
dan laut. Dari Jakarta Anda bisa
menggunakan maskapai penerbangan Batavia Air, Garuda, Lion Air, Merpati dan
Sriwijaya dengan tujuan Kendari, ibu kota Sulawesi Tenggara.
3.1
MAKASSAR-WAKATOBI
Untuk Keberangkatan dengan
pesawat dari Makassar ke Wakatobi, Paling gampang anda terbang ke Makassar
dengan pesawat paling pagi dari Jakarta atau Kota lainnya, kemudian, Dari
Makassar, Jadwal Pesawat Lion Wings Air Melayani Rute penerbangan Makassar /
Ujung Pandang Menuju Bandara Matahora di Wakatobi Pulau wangi Wangi dengan
jadwal keberangkat setiap hari .
a.
Hari
: Senin, Selasa, Kamis, Sabtu, : Berangkat Jam 10 pagi dan tiba Jam 12.20 Siang
b.
Hari
: Rabu, Jumaat, Minggu :
Berankat Jam 0810 Pagi dan Tiba Jam 10.30 Pagi.
3.2
KENDARI – WAKATOBI
Dari Jakarta, ambil penerbangan sehari sebelum keberangkatan ke wakatobi. Penerbangan dari Kendari menuju wakatobi tersedia dengan keberangkatan setiap Hari.
a.
Hari
: Senin , Rabu , Jumaat , Minggu : Berangkat Jam 0935 – Tiba Jam 10.20
b.
Hari
: Selasa, Kamis ,
Sabtu
: Berangkat Jam 1135 – Tiba Jam 12.20
3.3
FAST BOAT DARI BAU BAU- WANGI WANGI
Dari Bau Bau, ada kapal express cantika,
keberangkatan sekitar jam 1 siang menuju wangi wangi dengan durasi perjalanan
selama 4 jam. Untuk info selanjutnya, Hubungi kami untuk bantuan pemesan tiket.
Disebabkan WAKATOBI terbagi
4 pulau dan akses menuju WAKATOBI juga butuh waktu beberapa lama untuk tiba di
kabupaten WAKATOBI ini khususnya pulau Wangi-Wangi Sehingga menyebabkan
kurangnya wisatawan yang datang berkunjung di pulau wangi-wangi ini. Dari jalur
laut maupun udara saja sudah kita ketahui bahwa wisatawan lebih memilih untuk
berkunjung di Bali yang menyebabkan lokasi dan transportasi jalur Udara maupun
laut cukup lancar di bandingkan untuk datang ke pulau Wangi-wangi. Untuk
pelabuhannya sendiri pulau wangi-wangi juga terdapat Pelabuhan Veri dan
Pangulubello atau biasa diesebut oleh masyarakat setempat Jembatan Panjang.
Namun pelabuhan tersebut hanya di singgahi oleh kapal-kapal yang menghubungkan
ke pulau-pulau yang dekat dengan pulau Wangi-Wangi.
4.
KEAMANAN
Kurangnya keamanan yang ada
di pulau Wangi-wangi khususnya di tempat-tempat DTW yang ada. Apalagi jumlah
pengunjung di Wakatobi semakin meningkat
sangat pesat. Dengan Jumlah kunjungan wisatawan ke Wakatobi sudah mencapai 17.000 orang. Ir Hugua yang
menjadi bupati pertama Wakatobi sejak tahun 2006 itu bercerita bahwa pada tahun
2009 lalu, jumlah kunjungan wisatawan ke Wakatobi hanya sekitar 1.500 orang.
Setelah dioperasikannya Bandara Matahora yang menghubungkan Wakatobi dan
Kendari, jumlah wisatawan ke Wakatobi meningkat pesat.
Pada tahun 2014 lalu Ir
Hugua optimis target itu akan dicapai karena didukung dengan Pelni yang membuka
paket wisata bahari Lets
Go Wakatobi yang sudah
dimulai akhir tahun 2014 lalu. Dengan penambahan alternatif transportasi menuju
Wakatobi, Ir Hugua jumlah pengunjung Wakatobi akan meningkat.
Ir Hugua selaku bupati
WAKATOBI berharap dengan peningkatan
jumlah kunjungan wisatawan itu, keamanan yang ada di pulau wangi-wangi bisa di
jaga keamananya agar wisatawan sering datang berkunjung di Wangi-wangi. Selama
ini pariwisata memang menjadi potensi utama keamanannya selain perekonomian
daerah.
Taman Nasional Wakatobi
menjadi daya tarik utama bagi wisatawan. Taman Nasional Wakatobi terkenal
dengan keindahan alam bawah lautnya. Terumbu karang yang masih lestari dan
berbagai satwa laut menjadi pemikat wisatawan untuk datang dan datang lagi.
Selain itu berbagai objek wisata sejarah juga disajikan Wakatobi. Selain itu
wisatawan bisa menikmati wisata budaya berupa tari tradisional, pesta adat, dan
tradisi adat lainnya..
BAB IV
PENUTUP
1.
KESIMPULAN
Pulau
Wang-wang memiliki banyak potensi wisata baik wisata Alam,wisata bahari, maupun
wisata Budaya, dimana pulau ini dikenal oleh masyarakat sebagai Pulau Wanci dan
termaksud dalam ibu kota dari Kabupaten WAKATOBI, dimana WAKATOBI merupakan
TAMAN NASIONAL .selain itu terdapat bebarapa DTW Alam,Buatan,dan Budaya. Salah
satunya yaitu CEMARA BEACH, WUNGKA TOLIAMBA WAKATOBI, DAN KARIAA’A.
1.1
Akseseibillitas untuk menuju pulau Wangi-wangi masih
begitu sulit untuk dijangkau walaupun di pulau wangi-wangi terdapat Bandar
Udara, dan Pelabuhan.
Untuk Bandar Udaranya sendiri
hanya beroperasi setiap hari dengan menggunakan pesawat Wings dan hanya
menampung sebanyak kurang lebih 20 orang. Untuk pelabuhannya sendiri pulau
wangi-wangi juga terdapat Pelabuhan Veri dan Pangulubello atau biasa diesebut
oleh masyarakat setempat Jembatan Panjang. Namun pelabuhan tersebut hanya di
singgahi oleh kapal-kapal kecil yang sehingga menyulitkan wisatawan yang datang
berkunjung.
1.2 Kurangnya keamanan yang ada di pulau
Wangi-wangi khususnya di tempat-tempat DTW yang ada. Apalagi jumlah pengunjung
di Wakatobi semakin meningkat sangat
pesat. Dengan Jumlah kunjungan wisatawan ke Wakatobi sudah mencapai 17.000 orang. Ir Hugua yang
menjadi bupati pertama Wakatobi sejak tahun 2006 itu bercerita bahwa pada tahun
2009 lalu, jumlah kunjungan wisatawan ke Wakatobi hanya sekitar 1.500 orang.
Setelah dioperasikannya Bandara Matahora yang menghubungkan Wakatobi dan
Kendari, jumlah wisatawan ke Wakatobi meningkat pesat.
2.
SARAN
Berdasarkan kesimpulan diatas,
maka beberapa saran yang di
sampaikan
antara lain:
1.
Agar
pemerintah daerah pulau Wangi-wangi dapat melakukan peningkatan kualitas
pelayanan pariwisata berupa adanya petugas keamanan di pulau Wangi-wangi
khususnya di tempat Daya Tarik Wisatanya. Sehingga ketika wisatawan datang
berkunjung di DTW tersebut bisa merasa aman ketika berada di pulau Wangi-wangi.
Serta adanya pendayagunaan fasilitas
berupa sarana dan prasarana vital maupun sarana dan prasarana pendukung pada daya
Tarik wisata berada di pulau Wangi-wangi.
2.
Bagi
Dinas Kebudayaan dan Pariwisata pulau Wangi-wangi agar menindak lanjuti transportasi
udara maupun darat di permudah. Dituangkan dalam rencana pengembangan dan
pengelolaan pariwisata pulau Wangi-wangi sehingga sektor pariwisata dapat
memberi kontribusi lebih besar terhadap pendapatan asli daerah terutama meningkatkan
jumlah wisatawan yang datang berkunjung dan juga memberi dampak langsung terhadap kesejahteraan
masyarakat utamanya di sekitar Daya Tarik Wisata di Pulau Wangi-wangi.
DAFTAR PUSTAKA
http://www.indonesia.travel/sites/site/763http://life.viva.co.id/news/read/620860-eksotisme-pulau-wangi-wangi--gerbang-menuju-wakatobihttps://https://www.wakatobi.com/http://www.wakatobikab.go.id/statik/wisataalam/wisata.alam.htmlhttps://kazwini13.wordpress.com/2013/01/11/pantai-cemara-wanci-wakatobi/http://ristaliar.blogspot.co.id/2014/01/acara-adat-karia-di-wakatobi.htmlhttp://darismayanti.blogspot.co.id/2014/09/wisata-budayawakatobi.htmlhttp://ariafun.tumblr.com/post/109063204037/di-puncak-wuta-toliamba-wakatobi-toliamba-wancihttp://websta.me/location/545225899?lang=idhttp://rimanews.com/read/20140506/150098/sihir-wakatobi-ii
Tidak ada komentar:
Posting Komentar