Selasa, 06 Oktober 2015

Makalah Daya Tarik Wisata Di BULUKUMBA




 












BAB I
            PENDAHULUAN
A. LATAR BELAKANG 

            Kabupaten bulukumba merupakan kabupaten yang terkenal di ujung bagian selatan ibu kota provinsi sulsel yang terkenal dengan industry perahu phinisi yang banyak memberikan nilai tambah ekonomi bagi masyarakat dan pemerintah daerah
            Luas wilayah kabupaten bulukumba 1.154,67 km dengan jarak tempuh dari kota Makassar sekitar 153 km. daerah yang terkenal dengan motto ‘’BULUKMBA BERLAYAR’’ ini memiliki alam yang indah dan sangat prospek untuk agro wisata. Di samping itu, ada wisata budaya dan religios, serta wisata teknologi. Potensi itu merupakan asset besar dan akan berkontribusi bagi peningkatan PAD (pendapatan asli daerah) dari sector pariwisata.
            Ada beberapa obyek wisata bulukumba, yaitu  :
a.      Pantai bira
b.      Kawasanadatammatoa
c.       Kawasanpembuatanperahuphinisi
d.      Makamdato’tiro
e.       Pantailemo – lemo
f.        Pantai mandala ria
g.      Pantaisamboang
h.      Permandianalam hila – hila
i.        Permandianalam bravo
j.        Permandianalamlimbua
k.      Perkebunan karet
Suku terbesar di bulukumba adalah suku kajang ammatoa
Suku kajang adalah salah satu suku yang tinggal di pedalaman kabupaten bulukumba. Daerah tersebut di namakan tanah toa yang berarti tanah yang tertua. Hal itu di karenakan kepercayaan masyarakatnya yang meyakini daerah tersebut sebagai daerah tertua dan pertama kali di ciptakan oleh Tuhan di muka bumi ini. bagi mereka, daerah ini di anggap sebagai tanah warisan leluhur 




BAB II
            => KAJIAN TEORI


Salah satu istilah yang digunakan secara “resmi” sebagai nama sebuah kementerian, yaitu Kementerian Kebudayaan dan Pariwisata yang berwenang menangani “kebudayaan” dan “kepariwisataan“, tidak menggunakan istilah “kepariwisataan” melainkan “pariwisata“, berbeda halnya dengan istilah “kebudayaan” yang digunakannya secara berdampingan.
Sementara itu Undang-undang no. 10/Th 2009 (UU no.10/2009) disebutnya sebagai Undang-undang tentang “Kepariwisataan”. Di samping itu, kita sering mendengar dan membaca adanya istilah “obyek wisata” dan “atraksi wisata“. Oleh karena itu tidaklah heran jika banyak pihak yang mempertanyakan akan perbedaan antara wisata, pariwisata dan kepariwisataan. Atas dasar apa pilihan istilah wisata, pariwisata dan kepariwisataan itu digunakan?
Dengan diundangkannya UU no.10/2009 tentang Kepariwisataan, diharapkan penggunaan istilah-istilah itu dilakukan lebih tertib sesuai dengan kaidah-kaidah bahasa sehingga tidak lagi menimbulkan pengertian yang membingungkan.
Di dalam BAB I Ketentuan Umum UU no.10/2009 ditetapkan berbagai ketentuan yang terkait dengan kepariwisataan, di antaranya sebagai berikut.
·                     WISATA        : adalah kegiatan perjalanan yang dilakukan oleh seorang atau sekelompok orang dengan mengunjungi tempat tertentu untuk tujuan rekreasi, pengembangan pribadi, atau mempelajari keunikan daya tarik wisata yang dikunjungi dalam jangka waktu tertentu;
·                     WISATAWAN    : adalah orang yang melakukan wisata;
·                     PARIWISATA    : adalah berbagai macam kegiatan wisata dan didukung berbagai fasilitas serta layanan yang disediakan oleh masyarakat, pengusaha, Pemerintah, dan Pemerintah Daerah;
·                     KEPARIWISATAAN    : adalah keseluruhan kegiatan yang terkait dengan pariwisata dan bersifat multidimensi serta multidisiplin yang muncul sebagai wujud kebutuhan setiap orang dan negara serta interaksi antara wisatawan dan masyarakat setempat, sesama wisatawan, Pemerintah, Pemerintah Daerah dan pengusaha.
Definisi yang ditentukan dalam UU no.10/2009 tersebut merupakan salah satu definisi di antara sekian banyak definisi yang kita kenal selama ini. Definisi ini dimaksudkan sebagai acuan dalam upaya pengembangan kepariwisataan Indonesia. Tidak berlaku universal.
Diperkenalkannya istilah ‘pariwisata’ dimaksudkan sebagai pengganti ‘tourisme’ (Belanda, Perancis) atau ‘tourism’ (Inggris).
Bila diuraikan menurut arti-katanya, maka ‘pariwisata’ yang berasalkan kata ‘pari’ dan ‘wisata’ dari bahasa Sansekerta, akan berarti sebagai berikut:
Pari: seringkali, berulangkali/berkali-kali; dapat juga berarti ‘umum’ (bandingkan dengan: sidang ‘paripurna’ = sidang umum & lengkap, – umum masalahnya yang dibicarakan dan lengkap anggotanya yang hadir -, bermakna sama dengan “sidang pleno, plenary session/meeting”);



Pariwisata: beberapa perjalanan yang dilakukan secara bersambung/ berantai dari satu
tempat ke tempat berikutnya dan diakhiri di tempat keberangkatan (=tour, perjalanan keliling);
Kata ‘pariwisata’ telah berhasil dipopulerkan, pada mulanya diperkenalkan oleh Menteri PDPTP (Perhubungan, Pos, Telekomunikasi & Pariwisata), pada waktu ituLet.Jen. Djatikusumo, dalam kesempatan Musyawarah Nasional Tourisme II di Tretes, Jawa Timur, pada tahun 1958.
Wisata: pergi (to go, kata kerja), bepergian (to travel, kata kerja); dapat juga berarti ‘perjalanan’ (travel, kata benda);
Menurut Undang Undang No. 10/2009 tentang Kepariwisataan, yang dimaksud dengan ‘’ pariwisata adalah berbagai macam kegiatan wisata yang didukung oleh berbagai fasilitas serta layanan yang disediakan masyarakat, pengusaha, Pemerintah dan Pemerintah Daerah’’.

            => ALASAN PEMILIHAN JUDUL
Karena ingin mengetahui lebih tentang potensi – potensi serta perkembangan daya tarik wisata khususnya ‘’TANJUNG BIRA’’.

D. BATASAN MASALAH
            =>  FASILITAS WISATA
            =>  AKTIVITAS WISATA
E. TUJUAN PENULISAN
            Untuk mengetahui sejarah dan perkembangan/potensi wisata ‘’tanjung bira’’        kabupaten bulukumba. Karena, tidak semua orang tau tentang perkembangan daya tarik wisata. Maka dari itu tujuan kami menulis makala ini di karenakan ingin membantu mengetahui apakah perkembangan bira semakin meningkat atau menurun setiap tahunnya.







BAB III
            TANJUNG BIRA DAN PANTAI BARA
A. TANJUNG BIRA 

Pantai Tanjung Bira merupakan pantai berpasir putih yang sangat terkenal di Provinsi Sulawesi Selatan. Pantai dengan keindahan serta kenyamanannya membuat pantai ini terlihat bersih, rapi dan mempunyai air yang jernih. Karena keindahan dan kenyamanannya tersebut, Tanjung Bira terkenal di mancanegara. Banyak wisatawan asing dari berbagai negara sudah menyambangi objek wisata ini untuk mengisi acara liburan mereka.

Objek Wisata
Keindahan Pantai Tanjung Bira tidak diragukan lagi, di dalam kawasan pantai terlihat sangat bersih dan rapi serta tertata cukup baik. Pasir pantainya yang berbeda dari pasir pantai lainnya membuat Tanjung Bira sangat nyaman. Tekstur pasir yang lembut merupakan ciri dari Pantai Tanjung Bira. Pesona pantai dengan panorama alam pesisir pantai tropis yang terletak di ujung selatan Pulau Sulawesi. Pantai yang membujur dari sisi utara hingga selatan ini tampak sangat memukau siapa saja yang datang berkunjung. Jajaran pohon kelapa serta bukit karang yang tampak kokoh menjadikan pantai ini terlihat nyaman.

Di kawasan pantai Sulawesi ini, para wisatawan dapat menghabiskan waktu liburnya dengan berenang, menyelam, snorkeling atau hanya sekedar berjemur menikmati segarnya angin yang berhembus. Pada saat pagi atau menjelang malam, wisatawan juga dapat melihat pesona matahari terbit dan terbenam dalam satu lokasi. Sebatas mata memandang ke laut lepas, wisatawan juga dapat menikmati keindahan Pulau Liukang dan Pulau Kambing.

Lokasi
Terletak di ujung selatan Pulau Sulawesi, tepatnya berada di Kecamatan Bonto Bahari, Kabupaten Bulukumba, Sulawesi Selatan.

Akses
Pantai Tanjung Bira berjarak kurang lebih 40 Kilometer dari Bulukumba, atau sekitar 200 Kilometer dari Makassar. Perjalanan dari Makassar ke Bulukumba dapat ditempuh dengan transportasi umum seperti mobil pribadi yang digunakan untuk angkutan umum dengan biaya sekitar Rp. 35.000,-/orang. Setelah sampai di Bulukumba, perjalanan dilanjutkan ke Pantai Tanjung Bira dengan menggunakan angkutan umum seperti mikrolet (pete-pete)

dengan biaya sekitar Rp. 10.000,-/orang. Waktu yang ditempuh dari Makassar sampai ke Tanjung Bira sekitar 4 jam lamanya.
Jika Wisatawan dari Bandara Hasanuddin, dapat menggunakan transportasi umum seperti taksi langsung menuju ke Terminal Malengkeri dengan biaya sekitar Rp. 40.000,-. Sesampainya di terminal, perjalanan bisa dilanjutkan dengan menggunakan bus tujuan Bulukumba atau langsung Tanjung Bira. Di Tanjung Bira, transportasi umum hanya beroperasi sampai sore hari, jadi persiapkan waktu Anda dengan matang.

Harga Tiket
Biaya tiket masuk di kawasan Pantai Tanjung Bira sekitar Rp. 10.000,-

Fasilitas dan Akomodasi
Fasilitas serta akomodasi di Tanjung Bira sangatlah lengkap, seperti tempat persewaan perlengkapan menyelam, kamar mandi yang nyaman, persewaan motor, dan pelabuhan kapal ferry yang digunakan untuk mengantar para wisatawan yang ingin menyelam di Pulau Selayar. Untuk akomodasi penginapan tersedia villa, bungalow, dan hotel dengan tarif yang relatif murah yang didukung dengan rumah makan ataupun restoran.

BAB IV

PENUTUP

            A. SARAN 

                        Jagalah kebersihan pantai tanjung bira dan buatlah pemandangan pantai terjaga oleh karena itu buatlah hotel, jalanan, restoran, dan sifat orang – orang di daerah tersebut menjadi lebih baik. 


            B. KESIMPULAN 

                        Terletak di ujung selatan Pulau Sulawesi, tepatnya berada di Kecamatan Bonto Bahari, Kabupaten Bulukumba, Sulawesi Selatan. Keindahan Pantai Tanjung Bira tidak diragukan lagi, di dalam kawasan pantai terlihat sangat bersih dan rapi serta tertata cukup baik. Pasir pantainya yang berbeda dari pasir pantai lainnya membuat Tanjung Bira sangat nyaman. Tekstur pasir yang lembut merupakan ciri dari Pantai Tanjung Bira. Pesona pantai dengan panorama alam pesisir pantai tropis yang terletak di ujung selatan Pulau Sulawesi. Pantai yang membujur dari sisi utara hingga selatan ini tampak sangat memukau siapa saja yang datang berkunjung. Jajaran pohon kelapa serta bukit karang yang tampak kokoh menjadikan pantai ini terlihat nyaman. Fasilitas serta akomodasi di Tanjung Bira sangatlah lengkap, seperti tempat persewaan perlengkapan menyelam, kamar mandi yang nyaman, persewaan motor, dan pelabuhan kapal ferry yang digunakan untuk mengantar para wisatawan yang ingin menyelam di Pulau Selayar. Untuk akomodasi penginapan tersedia villa, bungalow, dan hotel dengan tarif yang relatif murah yang didukung dengan rumah makan ataupun restoran. Biaya tiket masuk di kawasan Pantai Tanjung Bira sekitar Rp. 10.000,- Pantai Tanjung Bira berjarak kurang lebih 40 Kilometer dari Bulukumba, atau sekitar 200 Kilometer dari Makassar. Perjalanan dari Makassar ke Bulukumba dapat ditempuh dengan transportasi umum seperti mobil pribadi yang digunakan untuk angkutan umum dengan biaya sekitar Rp. 35.000,-/orang. Setelah sampai di Bulukumba, perjalanan dilanjutkan ke Pantai Tanjung Bira dengan menggunakan angkutan umum seperti mikrolet (pete-pete)

dengan biaya sekitar Rp. 10.000,-/orang. Waktu yang ditempuh dari Makassar sampai ke Tanjung Bira sekitar 4 jam lamanya.
Jika Wisatawan dari Bandara Hasanuddin, dapat menggunakan transportasi umum seperti taksi langsung menuju ke Terminal Malengkeri dengan biaya sekitar Rp. 40.000,-. Sesampainya di terminal, perjalanan bisa dilanjutkan dengan menggunakan bus tujuan Bulukumba atau langsung Tanjung Bira. Di Tanjung Bira, transportasi umum hanya beroperasi sampai sore hari, jadi persiapkan waktu Anda dengan matang.